PROBLEMATIKA
MATEMATIKA (STATISTIKA)
Masalah
Kesulitan siswa yang
berkaitan dengan pemahaman konsep mean ,
median , dan modus
Analisis Masalah
Kesulitan
siswa yang berkaitan dengan konsep mean, median, dan modus disini adalah
tentang makna dan kegunaan dari mean, median dan modus itu sendiri. Nugroho
(2013) siswa mengalami kesulitan untuk membedakan kegunaan dari ketiganya,
apalagi jika di kaitkan dengan penerapan rumus ketiganya yang berbeda- beda.
Selain itu, dalam menentukan mean, siswa masih kesulitan dalam jumlah data dan
banyak data. Sedangkan dalam menetukan median, siswa terkadang lupa bahwa
menentukan median sekumpulan data harus diurutkan terlebih dahulu. Dalam menentukan
modus, siswa juga mengalami kesulitan jika terdapat modus lebih dari satu.
Berikut
adalah hasil pekerjaan siswa (sumber: Nugroho (2013))
Pekerjaan siswa yang ditunjukkan pada gambar diatas terlihat
bahwa siswa mengalami kesulitan dalam membedakan mean, median, dan modus. Terlihat
siswa terbalik antara jumlah data dengan banyak data sehingga nilai mean yang
diperoleh bernilai salah. Sedangkan untuk median siswa langsung memilih yang
tengah tanpa mengurutkan data dari yang terkecil terlebih dahulu hingga siswa
menyimpulkan nilai median adalah 6,5 seharusnya diurutkan menjadi
2,3,3,4,5,6,7,7 dan nilai median=
. Sedangkan untuk modus siswa hanya menuliskan satu
yakni 7 sedangkan pada soal terlihat modusnya ada dua yakni 3 dan 7.
Ruseffendi (2006) bahwa terdapat banyak peserta didik yang
setelah belajar matematika, tidak mampu memahami bahkan pada bagian yang paling
sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami secara keliru, seperti Siswa salah
dalam memahami konsep jumlah data dan banyak data. Siswa yang belum memahami
tentang konsep median akan mengalami kesulitan karena data diatas belum
diurutkan dan banyaknya data genap. Dalam menentukan modus siswa yang belum
paham tentang konsep modus dan akan mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan
pada data diatas, ditemukan dua
modus yaitu 3, dan 7.
Alternatif Selesaian Masalah:
Salah satu penyebab kegagalan dalam pembelajaran statistika adalah peserta
didik kurang paham konsep-konsep statistika atau peserta didik salah dalam
memahami konsep-konsep statistika. Peserta didik yang menguasai konsep
statistika, dengan mudah memecahkan soal-soal statistika. Sering kita temui
dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik salah dalam memahami konsep
statistika, sehingga salah dalam menyelesaikan soal-soal satatistika.
Untuk
meminimalisir permasalahan siswa dalam menyelesaikan soal soal statistika
khususnya menyangkut materi mean, median, dan modus. Joshua (2003:24) mengatkan
bahwa “Guru hendaknya memilih dan menggunakan metode dan alat peraga yang melibatkan siswa aktif dalam
belajar”. Sehingga penulis memberikan dua solusi untuk meminimalisir permasalahan tersebut, yakni:
1. Alat Peraga
Media
pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam
terjadinya pembelajaran. Berdasarkan fungsinya media dapat berbentuk alat peraga.
Pengertian
alat peraga Menurut Estiningsih (dalam suharjana,2009) alat peraga merupakan
media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang
dipelajari.
Fungsi
utama dari alat peraga adalah untuk membantu menanamkan atau mengembangkan
konsep yang abstrak, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep
tersebut. Dengan melihat, meraba dan memanipulasi obyek/ alat peraga maka siswa
mengalami pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti dari suatu
konsep.
Berikut
ini diberikan contoh dari alat peraga.
Menurut
Nursholihah (2015) Langkah – langkah dalam menggunakan alat peraga di atas :
1. Anggap
satu data pada soal berikut ini : 2 , 1 , 2 , 2 , 3 pada papan statistika
tersebut.
2. Letakkan
persegi pada gabus yang sudah disediakan
3. Menetukan
Modus
Pada baris pertama letakkan 2 buah persegi. Baris
kedua 1 buah persegi, baris ketiga 2 buah persegi, baris keempat 2 buah persegi,
dan baris kelima 3 buah persegi. Perhatikan pada setiap baris, ada 3 baris yang
memiliki tinggi yang sama. Pindahkan 1 tutup baris pertama ke baris kedua.
Terlihat jelas baris kedua – keempat memiliki tinggi yang sama terdiri dari 2 persegi
tiap barisnya. 2 persegi muncul 3 kali. Modus adalah nilai yang
sering muncul , jadi modus data adalah 2
4. Mentukan
Median
Susun persegi mulai dari terendah sampai yang
tertinggi (1, 2, 2, 2, 3). Terlihat bahwa bagian tengah data adalah baris
ketiga, disebelah kanan baris ketiga ada 2 baris, sebelah kirinya juga ada 2
baris Maka dapat diketahui nilai tengahnya adalah 2. Dikatakan nilai tengah,
karena ada 2 baris dikanan dan 2 baris dikiri. Nilai tengah ini yang dimaksud
dengan ‘Median’. Median data tersebut berarti 2
5. Menetukan
Mean
Selanjutnya kita ratakan tinggi persegi. Dengan
memindahkan 1 persegi baris kelima ke baris pertama. Bukan hanya memiliki
tinggi yang rata sekarang, tapi juga tutup yang sama banyak tiap barisnya.
Setiap baris memiliki 2 buah tutup botol. Maka rata-rata (MEAN)
data tersebut adalah 2.
Maksud
Digunakannya Alat Peraga
Agar
siswa lebih mudah memahami dan mendalami konsep-konsep serta peristilahan,
kepadanya perlu diperkenalkan contoh-contoh yang kongkret. Salah satu cara yang
dapat ditempuh yaitu dengan alat bantu pembelajaran atau lazim disebut alat
peraga. Adapun maksud digunakannya alat peraga dalam pembelajaran matematika
adalah:
a.
Mempermudah dalam hal pemahaman
konsep-konsep dalam matematika.
b.
Memberikan pengalaman yang efektif bagi
siswa dengan berbagai kecerdasan yang berbeda.
c.
Memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran
matematika.
d.
Memberikan kesempatan bagi siswa yang
lebih lamban berpikir untuk menyelesaikan tugas dengan berhasil.
e.
Mempermudah abstraksi.
Adapun
kelemahan dari alat peraga di atas :
1. Susah
mentukan mean ketika banyak datum bukan merupakan factor dari jumlah datum
2. Alat
ini hanya bias digunakan maksimal bayak datum 8 dan jumlah datum 80.
2. Metode Latihan
Aliran Latihan Mental,
aliran ini mengemukakan bahwa struktur otak manusia terdiri dari gumpalan-
gumpalan otot. Agar ia kuat maka harus dilatih dengan beban , makin banyak
latihan dan beban yang makin berat maka otot diotak itu makin kuat pula. Oleh
karena itu jika anak atau siswa ingin pandai maka dia harus dilatih otaknya
dengan cara banyak berlatih memahami dan mengerjakan soal- soal yang benar,
makin sukar materi itu makin pandai pula anak tersebut Eviatin (2014).
Teori
diatas, seorang peserta didik harus berlatih untuk mengasah
kecerdasan dari materi yang telah didapat dan bertujuan untuk membuat peseerta
didik mempraktekkan
kedalam soal dan agar mereka lebih tepat dan cepat menyelesaikan soal- soal.
Adapun langkah- langkah dalam metode latihan sebagai
berikut :
1. Guru
memberi motivasi kesiswa tentang matematika.
Guru memberi motifasi ke siswa
tentang matematika, agar tidak terjadi anggapan negatif tentang matematika.
2. Guru memberikan soal
Setelah guru mejelaskan materi siswa diberi soal dan materi
terdahulu yang berhubungan degan konsep mean, median, dan modus pada data
tunggal. Soal diberikan setelah itu dibahas bersama
3. Guru mengatur jadwal latihan
Latihan segera diberikan setelah konsep dipahami peserta
didik. Latihan dalam waktu singkat dan berulang-ulang setiap selesai
mempelajari suatu materi matematika, pengajar menyediakan waktu kira-kira
sepertiga dari setiap jam pelajaran dan waktu untuk pengembangan aktivitas
mengajar belajar matematika adalah dua pertiga dari jam pelajaran yang
tersedia, karena itu bila suatu materi matematika dapat diselesaikan dalam
waktu 30 menit, maka latihannya memerlukan waktu kira-kira 15 menit. Latihan
itu sebaiknya diberikan secara berulang- ulang.
4. Guru menyajikan latihan dengan
bermacam macam – macam dari tingkatan yang mudah kesoal yang sulit.
5. Siswa diberikan latihan yang telah
disiapkan oleh guru
Untuk mengasah kemampuan agar tidak mudah hilangnya tentang
pemahaman konsep untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari
apa yang telah dipelajarinya. Pemahaman konsep yang telah dipelajari
siswa dan atas pemahamannya ini peserta didik diberi latihan yang cukup, namun
tidak berlebihan. Dengan latihan yang cukup peserta didik tidak mudah melupakan
konsep yang telah dipelajari. Jadi latian diharapkan dapat menguatkan memori
terhadap konsep yang telah dipelajari.
Penerapan
dalam Pembelajaran Matematika khususnya pada materi mean, median dan modus.
1. Persiapan:
a.
Guru menyiapkan materi yang akan diajarkan (materi statistika
khususnya mean, median, dan modus) dan soal.
b.
Guru
mengtur jadwal latihan.
2. Tahap
penyampaian materi:
a.
Guru memulai dengan menyampaikan indicator yang
harus dicapai.
b.
Guru memberikan motivasi:” Belajar matematika tidak harus
mempunyai kecerdasan yang tinggi, bagi siswa yang merasa kecerdasannya rendah
pasti kalian bisa asalkan dengan usaha untuk bersungguh- sungguh dalam belajar,
bagi kalian yang merasa memiliki kemudahan dalam belajar matematika tingkatkan
terus belajar kalian karena kercedasan perlu diasah ibarat pisau, semakin
diasah maka akan semakin tajam. Dalam kemapuan berhitung, bagi kalian yang
merasa kesulitan tidak perlu takut, karena kemampuan berhitug itu bisa
ditingkatkan dengan latihan. Jawaban yang benar memang penting dalam matematika
tapi yang lebih penting pemahaman materi serta pemahaman soal, proses
pengerjaannya dan metode yang digunakan meyelesaikan soal sampai akhirnya
menghasilkan dan jawaban yang benar. Matematika itu bukan mmata pelajaran
yang menakutkan dan meyeramkan tetapi suatu pelajaran yang mengasyikkan,
terdapat suatu kesenangan yang tersendiri disaat kita bisa menyelesaikan soal
dengan proses dan jawaban yang benar. Maka kita nikmati suatu langkah demi
langkah jika terdapat kendala bersabar dan kita coba sampai bisa”.
c.
Guru
memberikan soal
NO
|
NIS
|
NAMA
|
MATA
PELAJARAN
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
Rangking
|
||||||
Pendidikan
Agama
|
PKn
|
Bahasa
Indonesia
|
Bahasa
Inggris
|
Matematika
|
||||||||
1
|
|
Abdullah
|
6
|
8
|
7
|
7
|
6
|
|
|
|
||
2
|
|
Anggiat Maruli Tua
|
7
|
7
|
7
|
7
|
6
|
|
|
|
||
3
|
|
Avip Apriyanto
|
8
|
9
|
7
|
8
|
7
|
|
|
|
||
4
|
|
Berkat Megawati N
|
8
|
8
|
7
|
8
|
8
|
|
|
|
||
5
|
|
Budi Baik Nainggolan
|
8
|
6
|
8
|
8
|
8
|
|
|
|
||
JUMLAH
|
||||||||||||
RATA - RATA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
1. Berapa Jumlah seluruh nilai setiap mata
pelajaran ? Adakah cara yang lebih mudah untuk menghitungnya ?
2. Berapa jumlah siswa dalam kelas tersebut
?
3. Coba bagikan Jumlah seluruh nilai dengan
jumlah siswa untuk setiap mata pelajaran !
4. Tentukan nilai yang paling sering muncul
dalam setiap mata pelajaran !
5. Tentukan nilai yang paling tengah dalam
setiap mata pelajaran !
Jawab
No
|
Mata Pelajaran
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
·
Jawaban no 3 disebut rata –
rata atau rerata atau mean dilambangkan x ( dibaca x bar)
·
Jawaban no 4 disebut modus
·
Jawaban no 5 disebut median
Setelah guru memberikan soal dan
siswa mengerjakanya, soal dibahas bersama-sama, setelah itu guru mengulang
kembali sekilas tentang materi statistika (mean, median, dan modus ).
3. Tahap
pembelajaran individu:
Siswa dihadapkan soal latihan
matematika yang berkaitan dengan mean, median dan modus bermacam vareasi dari
yang mudah ke yang sulit.
Dengan metode
seperti diatas maka penulis dapat simpulkan bahwa dengan sering belatih
mengerjakan soal maka kesalahan dalam memahami konsep mean, median dan modus
bias diminimalisir.
DAFTAR
PUSTAKA
Eviatin.2014. Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi
Perpangkatan Bilangan Berpangkat Menggunakan Pendekatan Konsep dengan Metode
Latihan. IAIN.
Nursholihah Ulfa.
2015. Alat Peraga Matematika Statistika.
Online. Http://Ulfanursholihah.Blogspot.Co.Id/. Di Akses pada
Tanggal 5 Januari 2016.
Suharjana.
A. 2009. Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta. Pppptk Matematika.
Nugroho
Z B.2013. Problematika Pembelajaran
Matematika pada Materi Statistika SMP Kelas IX. Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Komentar
Posting Komentar